Selasa, 11 Februari 2014

Puisi (Curahan Hati)



PUISI
YUNITA ELISNAWATI

1.ADA DAN TIADA
Semua yang ada, tiada
Semua yang tiada, ada
Semua yang ada dan yang tiada
Dengan kuasa-MU, Engkau bisa
Engkau bisa mengadakan yang tiada
Meniadakan  yang ada.
Dia adalah yang ada
Yang Engkau tiadakan jika itu kehendak-MU
Jika itu janji-MU dan dia yang tersepakati
Sebelum dia ada, dia akan tiada
Yang ada dalam hidupnya
Akan tetap ada sebelum waktunya tiada
Dan dia yang  tiada,
Abadi di sisi-MU…


2.HILANG
Aku lelah dengan yang terjalani
Lelah harus terus menerus memberi semua
Semua yang ingin, semua yang akan
Semua yang telah termiliki
Kepadanya…
Redam,pendam itu pilihan
Walau jika ingin banyak pilihan yang terpilih
Namun tidak
Tak sejalan hati dan otakku
Tetaplah semuanya tiada,
Tanpa tiada yang harus ada
Tak menyesal  aku tak memiliki semua
Semua hanya titipan-MU

3.KAU
Kau ada dimana-mana
Aku, dia, kamu dan semua orang
Mengharapkanmu…
Tanpa kau hidup tak berjalan
Sepertimu ynag terus berjalan
Tapi kedatanganmu berkepanjangan
Hingga aku, dia, kamu dan semua orang
Kalang kabut…
Memang aku butuh kau
Namun karena kau jua
Harapku sirna
Dulu, hari ini sama…
Terkubur dalam relung hati
Tak rerucap,diam bungkam
Bagai tersirat
Itu sebab kau…

4.TAK HIRAUKAN
Hadir bagai angin
Menyejukan, menenagkan
Semua pergi, aku diam
Tapi kau tak berhembus
Tak menenangkan…
Aku gerah dengan ini
Ingin pergi  namun enggan
Pergi…
Pergi…
Dan pergi…
Tak peduli, tak hiraukan aku
Hanya kau, duniamu
Hanya kau, inginmu…
Hanya aku dengan sejuta inginku
Tanpa kau tahu
Aku butuh kau, yang pergi…


5.IBU
ibu…
kau dan aku dibentangi jarak
inginku musnakan jarak itu
tapi itu semua  kau yang ciptakan
inginku gulung jarak itu
ku rangkai menjadi karangan bunga
berhahkotakan emas
berkelopak permata
yang bertabur berlian
lalu ku persembahkan untukmu ibu
tapi…
aku hanya anakmu ibu
yang hidup dari bitiran keringatmu
berjalan dari kakimu
ku beri arti dalam hidupmu ibu
jika aku berarti esok
aku tak ingin itu semua tanpamu
karena itu semua milikmu ibu…

6.TERBELENGGU
terik panas menyengat membakar kulit
bola mati sayu, memalas
tertatih megayun langkah
dengan tangan terulur
keramaian menjadi tujuanmu
tak penting terkucilkan
hinaan jadi makanan sehari-hari
tak penting pandangan orang
tajam krikil kau lalui jua
hantaman ombak kau terjang jua
hanya untuk sedikit yang tau
jeritan batin, tangisan derita dia
tapi mengapa kau tak pergi
tetap bertahan walau dengan sepak terjang
orang orang yang memandang tinggi



7.JERITAN HATI
terlalu banyak krikil yang kau lalui
terlalu kencang angin yang kau terpa
hempasan ombak yang menyurutkanmu
kau tak mengeluh
tak menjerit, tak menangis
kenapa ?
kau hanya tersenyum
diantara cucuran keringat dan air mata
hanya untuk tunjukkan
betapa tak mudahnya kau
dirapuhkan hanya karena sengatan panas
curahan hajuan, terjalnya karang
semua telah kau lalui
semua telah cicipi
sedu sedan menjadi hiasan duniamu
hanya percikan suka yang belum kau raih.

8. INGINKU
Penguasa
Ku tahu
Kau Melihat derita kami,
Mendengar keluh kesa
Aku pun tahu
Kau jama inginku
Kau beri mau ku
Walau waktunya belum tepat
Satu demi satu, sedikit demi sedikit
Kau mulai beraksi
Dengan kuasa yang kau punya
Kau mampu sagalanya
Ku tahu itu…
Kau beri aku semua yang ku butuhkan
Mereka adalah hal yang terindah
Yang kau berikan…

9.TUNTUN AKU
Tak seharusnya aku larut
Tak saharusnya aku hanyut
Datang hanya untuk menjerumuskan
Tak mampu aku menatapmu
Atas segala dosaku
Kusadari kau tak lari,
Tak pernah jauh dariku
Tuntun aku tuk raih bahagiamu
Rangkul aku tuk menopong langkahku
Ku sudah terlalu jauh
Panggil aku jika ku jauh
Sadar kan aku jika ku lupa
Jadikan hidupku hanya untukmu
Tanpa ada yang menjauhkan aku
Ukir hatiku dengan ayatmu
Hingga hidupku terukir namamu…


10. harapanku
Aku mengginginkannya
Aku menunggunya
Aku mengharapkannya
Tapi tak kunjung tiba…
Walau aku inginkan dia
Menunggunya
Mangharapakannya…
Namun tak terlihat batang hidungnya.
Aku bertanya, bertanya dalam hati
Dalam kesunyian dimalam sepi,
Kemana gerangan yang ku dambakan,
Hanyutkah dia ?
Sembunyikah dia ?
Atau memang  belum waktunya ?
Untukku melabuhkan hatiku,
Membagi keluh kesaku
Padanya yang terdalam di rerung hatiku
Wahai penguasa langit,
Dengar permintaan hati ini
Yang teraniaya sunyi
Mengarapkan pelabuhan hati
Untuk tempat aku berhenti…


Tidak ada komentar:

Posting Komentar