PUISI
YUNITA
ELISNAWATI
1.ADA
DAN TIADA
Semua
yang ada, tiada
Semua
yang tiada, ada
Semua
yang ada dan yang tiada
Dengan
kuasa-MU, Engkau bisa
Engkau
bisa mengadakan yang tiada
Meniadakan yang ada.
Dia
adalah yang ada
Yang
Engkau tiadakan jika itu kehendak-MU
Jika itu
janji-MU dan dia yang tersepakati
Sebelum
dia ada, dia akan tiada
Yang ada
dalam hidupnya
Akan
tetap ada sebelum waktunya tiada
Dan dia
yang tiada,
Abadi di sisi-MU…
2.HILANG
Aku lelah
dengan yang terjalani
Lelah
harus terus menerus memberi semua
Semua
yang ingin, semua yang akan
Semua
yang telah termiliki
Kepadanya…
Redam,pendam
itu pilihan
Walau
jika ingin banyak pilihan yang terpilih
Namun
tidak
Tak
sejalan hati dan otakku
Tetaplah
semuanya tiada,
Tanpa
tiada yang harus ada
Tak
menyesal aku tak memiliki semua
Semua
hanya titipan-MU
3.KAU
Kau ada
dimana-mana
Aku, dia,
kamu dan semua orang
Mengharapkanmu…
Tanpa kau
hidup tak berjalan
Sepertimu
ynag terus berjalan
Tapi
kedatanganmu berkepanjangan
Hingga
aku, dia, kamu dan semua orang
Kalang
kabut…
Memang
aku butuh kau
Namun
karena kau jua
Harapku
sirna
Dulu,
hari ini sama…
Terkubur
dalam relung hati
Tak
rerucap,diam bungkam
Bagai
tersirat
Itu sebab
kau…
4.TAK
HIRAUKAN
Hadir
bagai angin
Menyejukan,
menenagkan
Semua
pergi, aku diam
Tapi kau
tak berhembus
Tak
menenangkan…
Aku gerah
dengan ini
Ingin
pergi namun enggan
Pergi…
Pergi…
Dan
pergi…
Tak
peduli, tak hiraukan aku
Hanya
kau, duniamu
Hanya
kau, inginmu…
Hanya aku
dengan sejuta inginku
Tanpa kau
tahu
Aku butuh
kau, yang pergi…
5.IBU
ibu…
kau dan
aku dibentangi jarak
inginku
musnakan jarak itu
tapi itu
semua kau yang ciptakan
inginku
gulung jarak itu
ku
rangkai menjadi karangan bunga
berhahkotakan
emas
berkelopak
permata
yang
bertabur berlian
lalu ku
persembahkan untukmu ibu
tapi…
aku hanya
anakmu ibu
yang
hidup dari bitiran keringatmu
berjalan
dari kakimu
ku beri
arti dalam hidupmu ibu
jika aku
berarti esok
aku tak
ingin itu semua tanpamu
karena
itu semua milikmu ibu…
6.TERBELENGGU
terik
panas menyengat membakar kulit
bola mati
sayu, memalas
tertatih
megayun langkah
dengan
tangan terulur
keramaian
menjadi tujuanmu
tak
penting terkucilkan
hinaan
jadi makanan sehari-hari
tak
penting pandangan orang
tajam
krikil kau lalui jua
hantaman
ombak kau terjang jua
hanya
untuk sedikit yang tau
jeritan
batin, tangisan derita dia
tapi
mengapa kau tak pergi
tetap
bertahan walau dengan sepak terjang
orang
orang yang memandang tinggi
7.JERITAN
HATI
terlalu
banyak krikil yang kau lalui
terlalu
kencang angin yang kau terpa
hempasan ombak
yang menyurutkanmu
kau tak
mengeluh
tak
menjerit, tak menangis
kenapa ?
kau hanya
tersenyum
diantara
cucuran keringat dan air mata
hanya
untuk tunjukkan
betapa
tak mudahnya kau
dirapuhkan
hanya karena sengatan panas
curahan
hajuan, terjalnya karang
semua
telah kau lalui
semua
telah cicipi
sedu
sedan menjadi hiasan duniamu
hanya
percikan suka yang belum kau raih.
8.
INGINKU
Penguasa
Ku tahu
Kau
Melihat derita kami,
Mendengar
keluh kesa
Aku pun
tahu
Kau jama
inginku
Kau beri
mau ku
Walau
waktunya belum tepat
Satu demi
satu, sedikit demi sedikit
Kau mulai
beraksi
Dengan
kuasa yang kau punya
Kau mampu
sagalanya
Ku tahu
itu…
Kau beri
aku semua yang ku butuhkan
Mereka
adalah hal yang terindah
Yang kau
berikan…
9.TUNTUN
AKU
Tak
seharusnya aku larut
Tak saharusnya
aku hanyut
Datang
hanya untuk menjerumuskan
Tak mampu
aku menatapmu
Atas
segala dosaku
Kusadari
kau tak lari,
Tak
pernah jauh dariku
Tuntun
aku tuk raih bahagiamu
Rangkul
aku tuk menopong langkahku
Ku sudah
terlalu jauh
Panggil
aku jika ku jauh
Sadar kan
aku jika ku lupa
Jadikan
hidupku hanya untukmu
Tanpa ada
yang menjauhkan aku
Ukir
hatiku dengan ayatmu
Hingga
hidupku terukir namamu…
10.
harapanku
Aku
mengginginkannya
Aku
menunggunya
Aku
mengharapkannya
Tapi tak
kunjung tiba…
Walau aku
inginkan dia
Menunggunya
Mangharapakannya…
Namun tak
terlihat batang hidungnya.
Aku
bertanya, bertanya dalam hati
Dalam
kesunyian dimalam sepi,
Kemana
gerangan yang ku dambakan,
Hanyutkah
dia ?
Sembunyikah
dia ?
Atau
memang belum waktunya ?
Untukku melabuhkan
hatiku,
Membagi
keluh kesaku
Padanya
yang terdalam di rerung hatiku
Wahai
penguasa langit,
Dengar
permintaan hati ini
Yang
teraniaya sunyi
Mengarapkan
pelabuhan hati
Untuk
tempat aku berhenti…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar