Selasa, 18 November 2014

ANALISIS KESALAHAN PADA PIDATO PEMIMPIN KETUA UMUM PARTAI DEMOKRAT SUSILO BAMBANG YUDHOYONO



ANALISIS KESALAHAN PADA PIDATO PEMIMPIN
KETUA UMUM PARTAI DEMOKRAT
SUSILO BAMBANG YUDHOYONO


Kesalahan pelafalan pidato presiden
         Dalam pidato lengkap Susilo Bambang Yudhoyono pada Rapimnas partai demokrat, saya hanya menemukan empat kesalahan dalam pidatonya yaitu :
1.Sodara : saudara
      saudara /sau·da·ra/ n 1 orang yg seibu seayah (atau hanya seibu atau seayah saja); adik atau kakak; 2 orang yg bertalian keluarga; sanak: ia mempunyai banyak -- di sini, baik dr ibu maupun dr ayahnya; 3 orang yg segolongan (sepaham, seagama, sederajat, dsb); kawan; teman: dl mengerjakan tugas ini, kita akan dibantu oleh -- kita di kampung ini; 4 sapaan kpd orang yg diajak berbicara (pengganti orang kedua): coba -- pikirkan masak-masak; 5 ki segala sesuatu yg hampir serupa (sejenis dsb): serigala merupakan -- anjing; 6 ki tembuni: -- nya baru keluar, padahal bayinya telah lama lahir;
            bersaudara /ber·sau·da·ra/ v 1 mempunyai saudara: ia tidak - lagi; 2 adik beradik; beradik berkakak: dua orang - itu hidup rukun;

persaudaraan /per·sau·da·ra·an/ n persahabatan yg sangat karib, spt layaknya saudara; pertalian persahabatan yg serupa dng pertalian saudara;

mempersaudarakan /mem·per·sau·da·ra·kan/ v menjadikan bersaudara: sejak kami masih kecil, Ayah telah - saya dng putra temannya.
2. Menejemen : manajemen
            manajemen /ma·na·je·men/ /manajemén/ n Man 1 penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran; 2 pimpinan yg bertanggung jawab atas jalannya perusahaan dan organisasi;
memanajemeni /me·ma·na·je·meni/ v menerapkan manajemen; melaksanakan manajemen

3. juga /ju·ga/ adv 1 selalu demikian halnya (kadang-kadang untuk menekankan kata di depannya): berkali-kali dipanggil, tetapi ia tidak mau datang --; 2 sama atau serupa halnya dng yg lain atau yg tersebut dahulu: ayahnya pandai, anaknya -- demikian
Jugak : juga.
           
4.Karna : karena
      karena /ka·re·na/ p 1 kata penghubung untuk menandai sebab atau alasan: berani -- benar, takut -- salah; 2 disebabkan oleh; lantaran: dia sakit hati -- kamu;
-- Allah 1 menurut kehendak Allah; ikhlas; 2 prodeo; cuma-cuma;

dikarenakan /di·ka·re·na·kan/ v cak disebabkan: korupsi ini -- belum adanya kesadaran bernegara yg baik

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA TATARAN SINTAKSIS



ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA TATARAN SINTAKSIS
PADA KORAN TRIBUN EDISI 9 JUNI 2012



1.      Kesalahan dalam bidang frasa
Pada koran tribun halaman 13
a.Kesalahan susunan kata dan penggunaan Preposisi yang tidak tepat
1.Ungkap Isjoni ketika di tanyai Tribun.
Seharusnya : ungkap Isjoni ketika diwawancarai wartawan Tribun. Dan preposisi di dan afiks i pada kata ditanyai tidak tepat, karena mengakibatkan kata tanyai tidak mempunyai arti.
Dalam KBBI kata ditanyai tidak mempunyai arti. Tetapi yang ada hanya :
tanya /ta·nya / 1 n permintaan keterangan (penjelasan dsb); 2 v cak bertanya;
-- jawab soal jawab; diskusi; wawancara;

bertanya /ber·ta·nya/ v meminta keterangan (penjelasan dsb); meminta supaya diberi tahu (tt sesuatu): kalau tidak tahu, Anda sebaiknya ~;~ jawab 1 berdiskusi; 2 berwawancara;

bertanya-tanya 1 /ber·ta·nya-ta·nya 1 /v bertanya ke mana-mana; berkali-kali bertanya (meminta keterangan dsb): ia masuk ke kampung, lalu ~ barangkali ada orang yg tahu; 2 a dl kebimbangan atau heran (seakan-akan bertanya di hati): ia pun tertegun ~ dl hati, apakah sebabnya hal itu terjadi;

menanya /me·na·nya/ v mengajukan pertanyaan; bertanya: sebelum ~ , pikirlah baik-baik;

menanyai /me·na·nyai/ v bertanya kpd; hendak mengetahui dng bertanya; memeriksa (dng bertanya): polisi sedang ~ tersangka pembunuhan itu;

menanyakan /me·na·nya·kan/ v 1 bertanya sesuatu kpd; meminta keterangan tt sesuatu: saya akan ~ soal itu langsung kpd Pak Lurah; 2 meminang: ada juga yg ~ gadis itu, tetapi ia tidak mau;

mempertanyakan /mem·per·ta·nya·kan/ v menjadikan sesuatu sbg bahan bertanya-tanya; mempersoalkan;

pertanyaan /per·ta·nya·an/ n 1 perbuatan (hal dsb) bertanya; permintaan keterangan; 2 sesuatu yg ditanyakan; soal;~ keliling kesempatan bertanya dl rapat secara bergiliran; ~ langsung Ling pertanyaan dl ucapan langsung, msl Mau ke mana?; ~ retoris Ling pertanyaan yg tidak memerlukan jawaban; ~ taklangsung Ling pertanyaan yg dikutip dl wacana tidak langsung, msl Ia bertanya apakah saya akan datang;

penanya /pe·na·nya/ n orang yg bertanya (menanyai atau menanyakan);

penanyaan /pe·na·nya·an/ n proses, cara, perbuatan menanyakan atau menanyai

Dan kata wawancara /wa·wan·ca·ra/ n 1 tanya jawab dng seseorang (pejabat dsb) yg diperlukan untuk dimintai keterangan atau pendapatnya mengenai suatu hal, untuk dimuat dl surat kabar, disiarkan melalui radio, atau ditayangkan pd layar televisi; 2 tanya jawab direksi (kepala personalia, kepala humas) perusahaan dng pelamar pekerjaan; 3 tanya jawab peneliti dng narasumber;
-- bebas wawancara yg susunan pertanyaannya tidak ditentukan lebih dahulu dan pembicaraannya bergantung kpd suasana wawancara;
-- individual wawancara yg dilakukan oleh seseorang (pewawancara) dng responden tunggal atau wawancara secara perseorangan;
-- kelompok wawancara yg dilakukan thd sekelompok orang dl waktu yg bersamaan;
-- konferensi wawancara antara seorang pewawancara dan sejumlah responden atau wawancara antara sejumlah pewawancara dan seorang responden;
-- terbuka wawancara yg berdasarkan pertanyaan yg tidak terbatas (tidak terikat) jawabannya;
-- terpimpin wawancara dng memakai pertanyaan yg sudah disiapkan sebelumnya;
-- tertutup wawancara yg berdasarkan pertanyaan yg terbatas jawabannya;

b.                  Adanya pengaruh bahasa daerah
pada halaman 13
1.      Isjoni berharap gaji guru disesuaikan  dengan UMR ( upah minimum regional). Pasalnya, sampai saat ini masih ada guru yang menerima gaji yang jumlahnya jauh dari kata layak.
Di dalam bahasa melayu kata pasal setara dengan kata sebab, karena.
Tetapi kata pasal dalam KBBI, pasal /pa·sal/ n 1 bagian dr bab; artikel (dl undang-undang): bahasa negara adalah bahasa Indonesia tercantum dl salah satu -- UUD 1945; 2 hal; perkara; pokok pembicaraan (perselisihan dsb): -- begitu saja kaumasukkan ke dl hati; 3 sebab; lantaran: rupanya itulah -- nya mengapa dia merajuk.
c.                   Kesalahan susunan kata
           Halaman 13
1.      Diterangkan dia, di tengah harga barang kebutuhan pokok yang cenderung meningkat masih ada guru yang digaji Rp 150 ribu.
Seharusnya kata diterangkan dia, dig anti dengan kata menurutnya.
2.      Sehingga menjadi kalimat : menurutnya, di tengah harga barang kebutuhan pokok yang cenderung meningkat masih ada guru yang digaji Rp 150 ribu.
3.       Menyebutkan bahwa “Malaysia adalah pemain kunci dalam perdagangan global kayu haram”. Kata haram seahrusnya diganti dengan kata illegal. Sehingga menjadi : Malaysia adalah kunci dalam perdagangan global kayu haram.

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA TATARAN SEMANTIK PADA BLOGGER TEMAN DI KELAS



ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA TATARAN SEMANTIK PADA BLOGGER TEMAN DI KELAS

Rabu, 09 April 2014
Teknik Persuasif Ethos Logos dan Pathos

MAKALAH  TEKNIK PERSUASIF ETHOS, LOGOS DAN PATHOS

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 ETHOS
                               Pendekatan teori segitiga retorika ini berasal dari jaman Yunani kuno. sang guru filsafat menerangkan bahwa model persuasi berdasarkan segitiga retorika terdiri dari; ethos, logos, dan phatos.
 Ethos adalah karakter (kredibilitas) dari seorang pembicara. Logos adalah bukti logis yang disampaikan oleh pembicara. Pathos adalah hubungan emosional antara presenter dengan audiens.
Ethos adalah komponen di dalam argumen yang menegakkan kepercayaan pendengar terhadap kompetensi sang pembicara. Dalam prinsip persuasi bisa termasuk ke dalam prinsip otoritas dan rasa suka. Wawasan, etika dan karakter orang yang menyampaikan argumen haruslah meyakinkan.
Ada tiga kategori ethos yaitu phronesis atau kemampuan dan kebijaksanaan yang berarti kepakaran dan kecedasan sang pembicara. Yang kedua adalah arete atau kebaikan dan kehebatan sang pembicara yang dinilai sebagai kredibilitas serta reputasinya. Dan yang terakhir adalah euonia atau niat baik komunikator kepada audiens-nya. Unsur ini penting karena berkaitan dengan penerimaan pendengar terhadap moralitas dan integritas dari orang yang berbicara.
Ada beberapa saran yang bisa Anda terapkan untuk mengembangkan ethos antara lain.
1.            Jadilah orang baik dan jadilah diri sendiri.
2.            Lakukan kebiasaan-kebiasaan efektif
3.            Tingkatkan terus keahlian dan keterampilan Anda
4.            Bangunlah personal branding
5.            Kembangkan terus sikap disiplin
6.            Selalu bagikan pengalaman Anda kepada audiens
2.2 LOGOS
Logos adalah isi dari argumen yang menarik dari sisi logika. Selain itu logos adalah sesuatu yang berhubungan dengan argumen yang logis. Data-data yang disajikan harusah akurat dan tidak membingungkan. Informasi yang mendalam namun mudah dipahami akan semakin meningkatkan dimensi ethos dari sang pembicara.
Struktur bahasa yang rasional dan proporsional akan ditangkap dengan jelas oleh pikiran para pendengar. Kejelasan dari alasan-alasan serta bukti-bukti yang kuat akan mendorong pesan dan argumen menjadi semakin persuasif. Persiapan yang matang adalah kuncinya.
Ada tiga prinsip dasar yang harus dipegang untuk mengembangkan logos  yang kuat.
·         Buatlah dimengerti
Apapun argumen yang disampaikan, harus mudah dipahami oleh audiens. Gunakan bahasa yang sederhana. Jika  menggunakan data berupa angka-angka pastikan bahwa  tidak membuat audiens pusing dengan banyaknya angka yang  disebutkan. Cukup fokus pada angka yang menurut kita penting untuk diketahui oleh audiens. Akan lebih bagus lagi jika menggunakan tampilan visual untuk mendukung argumen dan data-data yang disampaikan.
·         Buatlah logis
Pastikan argumen yang disampaikan, mudah dinalar oleh audiens. Jangan pernah memberikan sebuah pernyataan yang sulit, apalagi yang susah diterima oleh logika. Perlu diingat setiap argumen yang  disampaikan akan dipikirkan oleh audiens jika itu masuk akal, maka mereka akan mempercayainya. Jika tidak masuk akal mereka akan menolaknya.
·         Buatlah nyata
Sebuah argumen yang didasarkan pada fakta dan contoh-contoh konkret cenderung  lebih mudah diterima oleh audiens. Semakin baik fakta yang ditunjukkan maka semakin besar pula kepercayaan audiens terhadap diri anda.
2.3 PATHOS
Pathos  adalah sisi daya tarik emosional yang menyertai isi argumen dari sisi logos dan kompetensi komunikator dari sisi ethos. Penyampaian argumentasi dengan pathos inilah yang menguatkan unsur persuasinya. Pathos adalah penentu dari persetujuan pendengar pada pemaparan sang pembicara. Bujukan yang menyasar kepada segi emosi bisa berupa cara penyampaian pesan yang bersemangat dengan bentuk cerita, analogi, atau metafora untuk mengantarkan nilai-nilai secara empatik. Pembicara bisa juga menggunakan imajinasi, harapan, bahkan ketakutan dari audiens. Kelima prinsip persuasi lainnya bisa dimasukkan disini.

2.4 TIGA POIN YANG SALING BERKAITAN
Ketiga dimensi argumentasi yang berupa ethos, logos, dan pathos adalah satu kesatuan dalam segitiga retorika yang amat ampuh dalam membujuk atau seni persuasi. Pesan yang ingin disampaikan menjadi lebih persuasif dari segi isi/subyek, pendengar/pembaca, dan persona sang pembicara/penulis.
Audiens membutuhkan ketiga sisi segitiga retorika agar yakin terhadap kredibilitas sang komunikator, argumennya logis dan bisa diterima akal sehat, serta merasa dipahami sebagai manusia, bukan sekedar sebagai obyek yang sedang dipengaruhi.
Disini, kuncinya adalah keseimbangan pada kompetensi komunikator, konteks argumen, dan metode audiensi; jangan berlebihan sehingga malah kontra-produktif, namun tetap harmonis antara ketiga poinnya agar persuasif secara optimal.


Poskan Komentar
Mengenai Saya
Foto Saya
Simple dan sederhana


      Analisis kelasahan berbahasa tataran semantik, menurut analisis saya tidak terdapat pada blogger Titi Fauziah dalam pembahasan teknik persuasive ethos, logos, dan pathos.